Katakan cinta dengan bunga, pepatah ini pastilah sudah tak asing lagi. Namun, bagaimana jika bunga tersebut dibuat sendiri dengan kesadaran akan lingkungan pula. Itulah yang dilakukan Andini Wahyu Nur Izzati (24), Diana Nurindrasari (24) dan Rizki Valentina Semi Wilujeng (24), tiga perempuan muda asal Malang, Jawa Timur.
Ketiga perempuan kreatif tersebut awalnya membuat komunitas Reparsih atau Recycle Pangkal Rapi dan Bersih dengan tujuan mengurangi sampah plastik dengan mengubahnya menjadi hasil kerajinan berupa buket bunga dan quilling paper. "Kami bikin buket bunga dan quilling paper berbahan dasar sampah plastik dan kertas, yang merupakan salah satu bentuk usaha kami untuk mengurangi sampah kering," ujar Andini saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/11/2018). Komunitas Reparsih menyadari, sampah plastik tak bisa terurai dalam waktu singkat. Hal ini membuat lingkungan alam terancam dan tentu saja berbahaya bagi kesehatan manusia. Dari sampah plastik Sama-sama memiliki hobi crafting atau seni kerajinan tangan, ketiga perempuan tersebut sering berjumpa dan saling bertukar ide. Lalu mereka pun memutuskan bersama-sama mengikuti kompetisi Socialpreneur Muda Indonesia (Soprema) dengan kategori ekonomi kreatif. Saat itulah mereka menemukan ide untuk mengolah sampah plastik yang ada disekitar mereka. "Bikin crafting yang memanfaatkan sampah plastik dan kertas yang diambil dari rumah kami masing-masing. Jadi, kami berusaha memilah sampah dari rumah kami, dikumpulkan, dijadikan buket bunga dan quiling paper," kata Andini.
Lalu, untuk figura quiling paper, mereka memanfaatkan kardus bekas. "Kami membuat figura quiling paper-nya memanfaatkan kardus bekas. Karena kami pikir jumlah sampah itu sangat melimpah dan sebenarnya tidak perlu dibuang kalau dipilah dengan benar," ujar Andini.
Dalam sebulan, Reparasih mendapatkan pemasukan Rp 500.000 dari penjualan produk mereka. Sebagian besar produk mereka dipesan untuk acara ulang tahun, hadiah wisuda, dan hadiah pernikahan.
Selain itu, Komunitas Reparasih juga mengajak orang-orang di media sosial untuk mengampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik. "Kami menyampaikan kepada followers bahwa sebenarnya kantong plastik itu tidak akan pernah terurai. Itu hanya akan menjadi mikroplastik yang akan tercampur dengan air yang kami gunakan," ujar Andini.
Menurut dia, Komunitas Reparasih juga menjelaskan secara singkat bahaya sampah plastik. Sebanyak 85 persen air yang kita gunakan selama ini sudah terkontaminasi dengan sampah plastik. Andini menjelaskan juga tentang bahaya dari sampah makanan (organik) yang tercampur dalam sampah non organik.
Dari Tempat Sampah Jadi Alat Katakan Cinta...